BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu, bahan galian banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk mendapatkan sumber daya
alam untuk mencapai kesejahteraan dengan melakukan pertambangan. Bahan Galian
menurut UU No 11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan diartikan
sebagai : unsur-unsur kimia
mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia
yang merupakan endapan-endapan alam, sedangkan pada kamus pertambangan
dinyatakan bahwa “bahan galian” adalah sinonim dari “mineral” (Sukandarrumidi, 2004).
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan
batuan tempat yaitu Bahan Galian Industri berkaitan dengan bahan sedimentasi,
bahan galian industri yang berkaitan dengan gunung api, bahan galian yang
berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa, bahan galian
industry yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal, dan bahan galian
industry yang berkaitan dengan batuan metamorf. Pada makalah ini saya akan
membahas bahan Galian Industri yang berkaitan dengan bahan sedimentasi, tetapi
khususnya saya akan membahas tentang “tanah Diatomae”. Diatomae merupakan bahan
galian yang bermanfaat untuk industry ( Nurhakim, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana proses terbentuknya tanah diatomae?
2.
Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan tanah diatomae?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui proses terbentuknya tanah diatomae.
2.
Untuk mengetahui pengolahan dan pemanfaataan tanah
diatomae.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PROSES TERBENTUKNYA TANAH DIATOMAE
Tanah
diatomae merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di wilayah
Indonesia. Salah satu daerah yang tersusun dari tanah diatomae adalah wilayah
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, Sumatra utara, Cicurung, Bogor, Nanggulan,
Yogyakarta, dan Jombang. Tanah diatomae dikenal dengan berbagai istilah
seperti diatomit, kieselguhr, tripolit atau tepung fosil atau tanah serap.
Tanah diatomae merupakan salah satu adsorben yang berasal dari batuan
sedimen silica yang berasal dari timbunan fosil tumbuhan alga uniseluler diatom
(Bacillariophyceae), dimana jaringan batangnya terdiri dari SiO2. Tumbuhan
alga ini kebanyakan hidup di air tawar dan air laut. Diatomae earth atau tanah diatomae merupakan peristiwa
yang terjadi apabilanya ada penumpukan cangkang diatom yang telah mati,
protoplasma. Sel dan pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah
dari lapisan silica. Karena cangkang tersebut mengandung silica, cangkang ini
akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya silica
mengendap didasar air dan menjadi tanah diatome. Tanah yang mengandung diatom
berwarna kuning keemasan. Rumus kimia tanah diatomae yaitu SiO2.nH2O.
Komposisi utama tanah diatomae berupa silica amorf yang kadarnya
mencapai 55-70%, tergantung lingkungan setempat. Kadar senyawa silica dalam
tanah diatomae sangat bervariasi, demikian juga strukturnya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh asalnya. Komponen tanah diatomae yang berhubungan dengan sifat sebagai adsorben
adalah silika, yang tentu saja berkaitan erat dengan struktur senyawa silika
tanah diatomea tersebut.
B.
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAAN TANAH DIATOMAE
Diatomae yang diperoleh dari penambangan
dilakukan sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan
organik. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir
yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah pengolahan
dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengan kepentingannya antara lain :
1)
Sebagai penyaring (filter),
Adanya
SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomea dimanfaatkan
sebagai penyaring air/ minyak kelapa.
2)
Bahan isolator/ peredam panas,
Karena
sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan bahan perekat
tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran. Salah satunya
penggunaan untuk isolator pipa gas/ cairan yang menghasilkan panas.
3)
Bahan Bangunan,
Diatomea
dicampurkan dengan bahan perekat, kemudian dicetak, dan dapat dimanfaatkan
sebagai bata ringan ataupun wallboard. Bata cetak dengan diberi pori-pori dapat
dimanfaatkan sebagai dinding peredam.
4)
Bahan Pemutih,
Dicampur
dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan sebagai bahan pemutih pada industry
kertas, cat tembok ataupun plamer/filter.
5)
Bahan Keramik,
Diatomea
sebagai salah satu sumber silica sebagai pencampuran bahan keramik disamping
itu dimanfaatkan juga sebagai isolator pada industry elektronik, katalisator
dalam laboratorium.
6)
Bahan Penggosok Logam,
Kandungan
SiO2 yang tinggi, menyebabkan diatomea dapat digunakan sebagai bahan
penggosok logam.
7)
sumber silika,
Di samping itu, tanah diatomae dapat pula digunakan sebagai penyaring
pada berbagai industri seperti: gula, minyak mineral, jus buah, bir, anggur,
minyak tumbuhan, minyak binatang serta sabun cair.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Tanah diatomea berasal dari peristiwa yang terjadi
apabilanya ada penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma. Sel dan
pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silica.
Karena cangkang tersebut mengandung silica, cangkang ini akan tetap utuh
walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya silica mengendap didasar
air dan menjadi tanah diatome
2.
Pengolahan dari tanah diatomea yang diperoleh dari penambangan dilakukan
sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organic.
Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir yang halus.
Manfaat tanah diatome
yaitu sebagai bahan bangunan, bahan penyaringan, bahan isolator , bahan pemutih,
bahan penggosok logam, dan lain-lain.
B.
SARAN
Tanah
diatomae sangat banyak manfaatnya, jadi diharapkan masyarakat dapat megelolanya
dengan baik dan mementingkan juga apa dampak lingkungan dalam melakukan
pengelolaan bahan galian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhakim., 2012, Draft
Modul BGI Teknik Kimia, http://nurhakim.zoomshare.com/files/bgi/bahankuliah_bgi-04.pdf. Diakses
20 september 2012.
Sukandarrumidi., 2004, Bahan
Galian Industri edisi ke dua, Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar