Selasa, 04 Maret 2014

Kimia Bahan Galian Tanah Diatomae

BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG  
Sejak zaman dahulu, bahan galian banyak dimanfaatkan  oleh manusia untuk mendapatkan sumber daya alam untuk mencapai kesejahteraan dengan melakukan pertambangan. Bahan Galian menurut UU No 11/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan diartikan sebagai : unsur-unsur  kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam, sedangkan pada kamus pertambangan dinyatakan bahwa “bahan galian” adalah sinonim dari “mineral”  (Sukandarrumidi, 2004).
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat yaitu Bahan Galian Industri berkaitan dengan bahan sedimentasi, bahan galian industri yang berkaitan dengan gunung api, bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa, bahan galian industry yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal, dan bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan metamorf. Pada makalah ini saya akan membahas bahan Galian Industri yang berkaitan dengan bahan sedimentasi, tetapi khususnya saya akan membahas tentang “tanah Diatomae”. Diatomae merupakan bahan galian yang bermanfaat untuk industry ( Nurhakim, 2012).

B.       RUMUSAN MASALAH
1.         Bagaimana proses terbentuknya tanah diatomae?
2.         Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan tanah diatomae?


C.       TUJUAN
1.         Untuk mengetahui proses terbentuknya tanah diatomae.
2.         Untuk mengetahui pengolahan dan pemanfaataan tanah diatomae.



















BAB II
PEMBAHASAN


A.           PROSES TERBENTUKNYA TANAH DIATOMAE
Tanah diatomae merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di wilayah Indonesia. Salah satu daerah yang tersusun dari tanah diatomae adalah wilayah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, Sumatra utara, Cicurung, Bogor, Nanggulan, Yogyakarta, dan Jombang. Tanah diatomae dikenal dengan berbagai istilah seperti diatomit, kieselguhr, tripolit atau tepung fosil atau tanah serap.
Tanah diatomae merupakan salah satu adsorben yang berasal dari batuan sedimen silica yang berasal dari timbunan fosil tumbuhan alga uniseluler diatom (Bacillariophyceae), dimana jaringan batangnya terdiri dari SiO2. Tumbuhan alga ini kebanyakan hidup di air tawar dan air laut.  Diatomae earth atau tanah diatomae merupakan peristiwa yang terjadi apabilanya ada penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma. Sel dan pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silica. Karena cangkang tersebut mengandung silica, cangkang ini akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya silica mengendap didasar air dan menjadi tanah diatome. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Rumus kimia tanah diatomae yaitu SiO2.nH2O.
Komposisi utama tanah diatomae berupa silica amorf yang kadarnya mencapai 55-70%, tergantung lingkungan setempat. Kadar senyawa silica dalam tanah diatomae sangat bervariasi, demikian juga strukturnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh asalnya. Komponen tanah diatomae yang berhubungan dengan sifat sebagai adsorben adalah silika, yang tentu saja berkaitan erat dengan struktur senyawa silika tanah diatomea tersebut.

B.            PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAAN TANAH DIATOMAE
 Diatomae yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah pengolahan dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengan kepentingannya antara lain :
1)   Sebagai penyaring (filter),
Adanya SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomea dimanfaatkan sebagai penyaring air/ minyak kelapa.
2)   Bahan isolator/ peredam panas,
Karena sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan bahan perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran. Salah satunya penggunaan untuk isolator pipa gas/ cairan yang menghasilkan panas.
3)   Bahan Bangunan,
Diatomea dicampurkan dengan bahan perekat, kemudian dicetak, dan dapat dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun wallboard. Bata cetak dengan diberi pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai dinding peredam.
4)   Bahan Pemutih,
Dicampur dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan sebagai bahan pemutih pada industry kertas, cat tembok ataupun plamer/filter.
5)   Bahan Keramik,
Diatomea sebagai salah satu sumber silica sebagai pencampuran bahan keramik disamping itu dimanfaatkan juga sebagai isolator pada industry elektronik, katalisator dalam laboratorium.
6)   Bahan Penggosok Logam,
Kandungan SiO2 yang tinggi, menyebabkan diatomea dapat digunakan sebagai bahan penggosok logam.
7)   sumber silika,
Di samping itu, tanah diatomae dapat pula digunakan sebagai penyaring pada berbagai industri seperti: gula, minyak mineral, jus buah, bir, anggur, minyak tumbuhan, minyak binatang serta sabun cair.



























BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN
1.         Tanah diatomea berasal dari peristiwa yang terjadi apabilanya ada penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma. Sel dan pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silica. Karena cangkang tersebut mengandung silica, cangkang ini akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya silica mengendap didasar air dan menjadi tanah diatome
2.         Pengolahan dari tanah diatomea yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organic. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir yang halus. Manfaat tanah diatome yaitu sebagai bahan bangunan, bahan penyaringan, bahan isolator , bahan pemutih, bahan penggosok logam, dan lain-lain.

B.       SARAN
Tanah diatomae sangat banyak manfaatnya, jadi diharapkan masyarakat dapat megelolanya dengan baik dan mementingkan juga apa dampak lingkungan dalam melakukan pengelolaan bahan galian tersebut.






DAFTAR PUSTAKA

Nurhakim., 2012, Draft Modul BGI Teknik Kimia, http://nurhakim.zoomshare.com/files/bgi/bahankuliah_bgi-04.pdf. Diakses 20 september 2012.


Sukandarrumidi., 2004,  Bahan Galian Industri edisi ke dua, Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar